Pada postingan
sebelumnya tentang Itihasa, saya membagikan tentang Caraka Samhita. Nah pada
postingan kali ini saya akan melanjutkan Itihasa, khususnya Brihat Trayi, yaitu
Astangga Samgraha.
Astangga Samgraha
adalah salah satu teks yang otentik tentang Ayurveda, oleh karena itu teks ini
dimasukkan dalam kategori Brihat Trayi. Penulis dari teks ini adalah Acarya
Vagbhata. Nama dari teks ini, yaitu Astangga Samgraha sudah mencerminkan bahwa
samhita ini adalah kompilasi dari 8 cabang dari Ayurveda, yaitu Kaya, Bala,
Graha, Urdhvangga, Salya, Damsthra, jara, dan Vrsa Cikitsa.
Caraka Samhita
dan Susruta Samhita disebut dengan Akara Grantha, yang artinya keduanya adalah
teks otentik yang berdiri sendiri. Astangga Samgraha disebut dengan Prakarana
Grantha yang artinya teks yang ditulis dengan merujuk referensi pada teks
lainnya.
Berbeda dengan
Acarya Caraka yang lebih menekankan pada Kaya Cikitsa, dan Susruta Samhita
menekankan pada Salya Cikitsa, Acarya Vagbhata memberikan pembahasan yang
seimbang pada kedelapan cabang dari Ayurveda. Oleh karena itulah disebut dengan
Astangga Samgraha.
Astangga Samgraha
terdiri dari 6 bagian dan 150 bab. Berikut adalah rinciannya.
No.
|
Sthana
|
Bab
|
1.
|
Sutrasthana
|
40 bab
|
2.
|
Sarirasthana
|
12 bab
|
3.
|
Nidanasthana
|
16 bab
|
4.
|
Cikitsasthana
|
24 bab
|
5.
|
Kalpasthana
|
8 bab
|
6.
|
Uttarasthana
|
50 bab
|
Keistimewaan
dari Astangga Samgraha
Di dalam Astangga
Samgraha, Acarya Vagbhata menyajikan pengetahuan Ayurveda dengan tidak terlalu
elaboratif, tidak menyimpang dari tujuan utama, tidak mengulang pernyataan, dan
tidak membuat pernyataan yang bertolak belakang.
Astangga Samgraha
ditulis oleh Acarya Vagbhata berdasarkan pada Triskanda, yaitu:
·
Hetu
Skanda—faktor penyebab
·
Lingga
Skanda—tanda dan gejala
·
Aushadha
Skandha—therapeutik
Astangga Samgraha
ditulis sama sekali tanpa pernyataan yang kontradiktif. Risalah ini ditulis
oleh Acarya Vagbhata tanpa menambah atau mengurangi isi dari risalah kuno
Ayurveda. Tetapi ia hanya melakukan penyusunan ulang urutan dari bagian-bagian
dari risalah Ayurveda sesuai dengan gaya menulis yang dimiliki oleh Acarya
Vagbhata.
Berikut adalah
susunan dari Astangga Samgraha:
· Sutrasthana—menjelaskan
tentang prinsip-prinsip Ayurveda tentang tindakan pencegahan, berbagai diet,
pengelompokan penyakit, metode terapi, dan lain sebagainya.
· Sarirasthana—menjelaskan
tentang embryologi, anatomi, dan fisiologi.
· Nidanasthana—menjelaskan
tentang Etiologi, Pathologi, tanda dan gejala, prognosis, dan lain sebagainya.
· Cikitsasthana—menjelaskan
aturan yang harus diikuti mengenai terapi, obat-obatan, diet untuk pasien, dan
lain sebagainya.
· Kalpasthana—menjelaskan
tentang formula dan metode-metode yang berkaitan dengan terapi pembersihan
penyakit.
· Uttara
tantra—kembali dibagi menjadi 7 bagian yaitu:
No.
|
Bagian
|
Bab
|
1.
|
Bala roga
|
5 bab
|
2.
|
Graha
|
5 bab
|
3.
|
Urdhvangga Cikitsa
-
Netra
roga
-
Karna
roga
-
Nasa
roga
-
Mukha
roga
-
Siro
roga
|
10 bab
2 bab
2 bab
2 bab
2 bab
|
4.
|
Salya cikitsa
|
11 bab
|
5.
|
Damstra cikitsa
|
9 bab
|
6.
|
Jara cikitsa
|
1 bab
|
7.
|
Vrsa cikitsa
|
1 bab
|
Komentar pada
Astangga samgraha
Komentar untuk
Astangga Samgraha yang ada saat ini adalah hanya Sasilekha, yang ditulis oleh
Indu. Komentar yang disajikan oleh Indu
cukup rumit terperinci dan teks dijelaskan dengan jelas, sehingga sangat
membantu dalam memahami isi samhita dengan jelas. Di katakan bahwa sebelum
Indu, banyak komentar yang sudah ditulis, tetapi sayang sekali satupun yang
masih ada sampai saat ini. Indu juga menulis komentar pada Astangga Hrdaya
dengan nama komentar “Indumati”.
Informasi tentang
Indu tidak banyak diketahui, karena pada komentar yang ditulis olehnya, ia
tidak menyediakan informasi tentang dirinya. Karena di setiap awal komentarnya
ia mempersembahkan doa kepada “Tuhan” Hindu, bisa disimpulkan bahwa Indu adalah
ia adalah termasuk kedalam keluarga Brahmana.
Di dalam
komentarnya Indu menyebutkan tentang sebuah tanaman dan tanaman ini hanya
terdapat di Kashmir. Jadi berdasarkan nama tanaman ini bisa disimpulkan Indu
berasal dari Kashmir. Kshira Svami (abad 11 AD) yang merupakan komentar pada
Amarakosa mengutip Indu pada komentarnya. Jadi bisa disimpulkan bahwa periode
dari Indu adalah sebelum Kshira Svami. Kemungkinan periode Indu antara abad
9-10.